RSS

Sabtu, 13 Februari 2010

Jalak Bali

BAB I
PENANGKARAN JALAK BALI


I.   ARTI PENTINGNYA PENANGKARAN DANPENTINGYA KONSERVASI
Penangkaran adalah : Upaya perbanyak melalui pengembangan atau pembesaran tumbuhan dan satwa liar dengan tetap memperhatikan kemurnian jenisnya.
Secara bebas penangkapan Jalak Bali [Leocospar Rothschildi] adalah : Suatu kegiatan untuk mengembangbiakan Jalak Bali [satwa liar] dengan tujuan untuk memperbanyak dengan mempertahankan kemurnianya, sehingga kelestarian dan keberadaanya dapat di pertahankan prinsip kebijaksanaan penangkaranjenis satwa liar adalah :

Koservasi sumberdaya alam hayati adalah : Pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatanya di lakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kwalitas keanakaragaman dan nilainya.

Konservasi adalah :
  1. Mengupayakan jenis langka menjadi tidak langka.
  2. Upaya pelestariaan jenis perlu dilakukan di dalam kawasan Konservasi,maupun diiluar habitat alaminya berupa penangkaran baik dikebun binatang maupun di lokasi lainnya yang ditangani secara insentif
  3. Peliaran kembali satwa hasil penangkaran ke habitat alamnya ditujukan untuk  meningkatkan populasi sesuai dengan daya dukung habitat tanpa adanya polusi genetik ataupun sifat –sifat yang menyimpang dari aslinya.
1.Mengupayakan langka menjadi tidak langka. 
    Jalak bali adalah merupakan satwa langka ,langka berdasarkan status kelangkaan [rarity] suatu sepesies pada umumnya dikaitkan dengan 3 kriteria :
a.       Wilayah penyebaran geografis
b.      Jumlah populasi lokal
c.       Variasi kebutuhan habitatnya

    Suatu sepesies dikatakan langka apabila suatu spesies secara keseluruhan ditemukan dalam jumlah sedikit.
Spesies dikatakan langka jika spesies tersebut ditemukan di suatu tempat [endemik] meskipun dalam jumlah yang banyak. Meskipun dalam jumlah yang banyak sebaliknya jika spesies ditemukan diberbagai tempat namun pada tiap tempat tersebut jumlahnya sedikit, spesies tersebut juga disebut langka

a.   Wilayah penyebaran geografis
        Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terutama jenis burung dan terkenal pula dengan jenis burung yang endemik [hanya ditemukan di suatu daerah] dimana jenis burung yang beradaptasi dilingkungannya masing masing memiliki cirri kas yang berbeda misalnya Owa jawa [hilobates moloch] Cendrawasih, [seluruh jenis dari famili paradiseidae] burung tersebut hanya bisa hidup dalam alam yang mempunyai iklim  tertrntu. Misalnya  jalak bali [leocpsar rothschildi]yang mana burung tersebut hanya dapat ditemukan dipulau bali secara  liar tidak pernah di jumpai dibelahan bumi manapun kehidupan kawasan ini merupakan kawasan yang bergelombang dari ringan sampai berat dengan lereng landai,ketinggian bervariasi 0-1144 m dpl.dengan puncak tertinggi gunung sanggian ada 4 buah pulau dalam kawasan yaitu; p Menjangan. P Gadung,P Burung, P .Kalong dan mempunyai iklim hutan mangrove, hutan pantai,hutan musim,hutan hujan, dataran rendah ,safanakoral padang lamun, pantai berpasir perairan laut dangkaldan dalam.Diantaranya bulan Desember  Meret memiliki curah hujan tinggi rata-rata crush hujan 972,1559 mm per tahun suhu udara 33dag C

b.   Jumlah populasi lokal 
      Hal ini terjadi apa bila masing masing satwa dalam habitatnya mengalami kepunahan, misalnya jalak bali [leocopsa Rothschildi] dimana dari tahun ke tahun mengalami kepunahan.

c    Variasi kebutuhan habitat.
        Kepunahan [Extinction] merupakan suatu kondisi dimana tidak ada keraguan lagi bahwa individu terakhir suatu spesies telah mati  kelangkaan erat kaitannya dengan kondisi kepunahan . oleh karenanya apabila suatu sepesies sudah tidak ditemukan lagi hidup di alam bebas, namun berkembang dipenangkaran  baik dikebun kebun binatang maka spesies bisadikatakan  punah, tetapi disebut sebagai punah di alam [Exstinct in the wild] Suatu spesies dikatakan punah di alam jika spesies tersebut hanya hidup dipenangkaran atau hidup di alam sebagai hasil pelepasan kembali diluar sabaran asli atau alaminya.

2. Upaya pelestarian jenis perlu dilakukan dalam kawasan konservasi maupun diluar habitat alaminya.
 
    Kepunahan jalak bali sangat mengundang keprihatinan banyak pihak baik didalam negeri maupun di luar negeri.Upaya pelestarian menjadi prioritas utama dunia  diantaranya :
  • IUCN [ Internasional Union Convation ] of NaturreanNatural Resourcesser].Organisasi Internasional untuk konservasi alam dan sumber sumber alam  pada tahun 1996 telah menetapkan jalak bali sebagai yang harus dilindungi karena keberadaannya terancam punah. Secara global organisasi dunia bertanggung jawap mengatur upaya perlindungan warisan dunia.
  • WCN [Word Charter of Nature] atau piagam dunia untuk alam di deklarasikan pada tanggal 29 Oktober 1982 pada pertemuan general Asembly PBB piagam ini menekan kometmen yang kuat dari Negara Negara anggota PBB termasuk Indonesia untuk melestarikan Sumberdaya alam.
  • CITES [ Convention on Internationat Trad of Endangered Species wild Flora and Fauna ] Konservasi ini merupakan kesepakatan perjanjian dalam mengatur perdagangan Internasional dalam jenis jenis flora dan fauna terncam punah.CITES di tanda tangani di Wosinhington DC pada tanggal 2 Maret 1975 oleh 85 Negara. Maksud konvensi ini adalah ; untuk mengembangkan konservasi jenis jenis flora dan fauna yang terancam punah melalui upaya pengendalian perdagangannya baik Legal maupun Ilegal.
Dalam kinvesi ini terdapat 3 katagori Flora dan Fauna untuk diperdagangkan secara internasional yaitu Apendix I, II, III.

Apendix I adalah: 
    Daftar CITES yang memuat jenis jenis yang terancam punah [ Endagered] sehingga perdagangan Internasional spesies yang berasal dari alam harus dikontrol dengan ketat dan hanya diperkenankan untuk kepentingan Non Komersial tertentu dengan izin khusus.

Disamping menjadi perhatian Dunia jalak bali [Leocopsar Rothchildi] juga menjadi perhatian banyak fiak, diantaranya.

  1. Pemerintah,Pemerintah sebagai Otoritas Pengelola [Managemen Authority] adalah otorita yang mempunyai kewenangan berdasarkan peraturan dan perundang undangan yang berlaku didalam mengatur dan mengelola pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar secara berkelanjutan, untuk selanjutnya di tunjuk Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam departemen Kehutanan.Direktur Jendral adalah Direktur Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi  Alam Mentri adalah mentri kehutanan
  1. LSM [Lembaga Swadaya Masyarakat] adalah : Organisasi non pemerintah y ang bergerak dibidang konservasi sumberdaya alam hayati
  1. APCB [ Asosiasi Pelestarian Curik Bali ].Adalah;Merupakan asosiasi yang beranggotakan Pemerintah, Penggemar, Pakar ,Pelestari,Pecinta yang peduli tarhadap Jalak Bali.Curik bali,[Leocpsar rothschildi],  Asosiasi ini secara resmi berdiri tanggal 19 Agustus 2005.Asosiasi ini terbentuk  berawal dari keprihatinan terhadap keberadaan curik bali di Taman  Nasional Bali Barat , yang kondisinya semakin kritis,diambang kepunahan.
  1. FOKSI [Forum Konservasi Satwa liar] Forum ini lebih banyak ber anggotakan. Wartawan PBI [Perhimpunan Burung Indonesia] Di Luar Indonesia lebih di kenal dengan The OrnithologicalSiciety of Indonesia [OSI].Organisasi social  pelestarian kusus perburungan.yang concern dan committend nya adalah pelestariaan burung beserta ekosistemnya.
    Organisasi yang peduli akan nasib jalak bali [Leocopsar rothchildi] ini semua bertujuan untuk menyelamatkan dan penyadaran agar jalak bali tidak punah. Oleh karena itu harus segera mungki dilakukan langkah langkah nyata  karena kondisi jalak bali sudah pada titik kritis menuju kepunahan.Oleh karena itu perlu dilakukan konservasi, baik dengan cara :
  1. Konservasi IN-SITU.
  2. KonservasiEX - SITU. 

1. Pelestarian jenis dalam kawasan Konservasi.[IN- SITU]

Koservasi In -situ berarti :
    Upaya konservasi jenis flora dan fauna yang dilakukan di habitat alaminya baik dalam hutan yang terdapat di dalam konservasi cagar alam, suaka marga satwa,taman nasional, taman hutan raya, maupun di luar konservasi dalam laut dan pantai.

Cagar alam adalah : Kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan,satwa,dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami

Suaka margasatwa adalah : Kawasan suaka alam yang mempunyai cirri khas Berupa keaneka ragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsunganHidupnya dilakukan pembinaan terhadap habitatnya.

Taman nasional adalah : Kawasan pelestarian  alam yang mempunyai ekosistem asli dikelola dalam system zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetauan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata,dan rekreasi.

Taman hutan raya adalah : Kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau buatan ,jenis asli dan atau bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian ilmu pengetauan,pendidikan menunjang budidaya pariwisata dan rekreasi. Kegiatan konservasi in- situ memiliki kelebihan dan keuntungan antara lain sebagai berikut:
  1. Proses avaluasi jenis satwa atau tumbuhan secara alami dapat berlanjut dengan baik lebih mudah beradaptasi dan bertahan hidup [survival] dihabitatnya.
  2. Memberi informasi mengenai ekologi jenis yang lebih tepat untuk keperluan budi daya.
  3. Biaya perlindungan lebih murah.
Sedangkan kelemahan konservasi in situ adalah :
  1. Jangkauan terbatas untuk semua variasi genetic.
  2. Keamanan kurang terjamin.
  3. Pemanfaatan yang terbatas artinya lebih keperluan jangka panjang pemanfaatan secara lestari
  4. Pengembangan populasi lebih lambat, tergantung musim kawin
    Menurut catatan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati, Departemen Kehutanan populasi jalak bali pada Tahun 1942 diperkirakan masih serkitar 1000 ekor  dengan luas habitat sekitar 370 kilometer persegi , pada era 1990an populasi menyusut menjadi 100 ekor dengan luas habitat sekirar 16 meter persegi, namun pada tahun 2005 dengan luas habitatnya sementar hanya tinggal tiga kilometersaja. Termasuk Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia menemukan lima ekor saja. Termasuk  satu jalak bali yang ditemukan tanpa cincin yang melingkar di pergelangan kakinya.

Yang menjadi pertanyaan mengapa jalak bali justru banyak di kembangkan dinegara lain ?

    Inilah yng menjadi perhatian kita sebagai bangsa yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang sangat beraneka ragam jenis flora dan fauna. jangan sampai apa yang pernah kita miliki dan pernah berjaya di pulau Bali di akui oleh bangsa lain. karena bangsa kita kurang memperhatikan keberadaannya.
Sebangai pengalaman yang sangat berharga, akhir-akhir ini banyak kejadian yang tak terduga sebelumnya ,banyak hasil budaya Bangsa Indonesiadi akui oleh negara lain Termasuk pulau yang bayak menghasilkan sumberdaya alam . 
    Oleh sabab itu kita harus mengupayakan agar jalak bali [Leocopsar Rhotschil] akan tetap berjaya sebagai satwa asli Indonesia kalau  hal itu lebih memungkinkan,alangkah baiknya jalak bali di paten kan sebagai satwa asli Indonesia.
    Mengingat dari data yang di peroleh dari berbagai sumber jalak bali sejak tahun 1970 sudah ada di Jepang sampai saat ini jalak bali masih dikembangkan di jepang sehingga mencapai 150 ekor. Di Amerika sebanyak 230 ekor, di Inggris mencapai 520 ekor. Belum lagi di Negara Negara Asia termasuk Singapura dan Malaysia.

Yang sangat memprihatinkan lagi Indonesia yang menjadi cikal bakal jalak bali [ Leocopsar Rothchildi ] mengukir sejarah baru mendapat bantuan dari Negara Lain yang merupakan hasil dari pengembangbiakan jalak bali  dari Negara tersebut.
    Ini membuktikan jalak bali banyak di kembang biakkan di Negara lain. Indunesia medapat bantuan dari Jepang sebanyak 100 ekor tahun 2006 dilepaskan 20 ekor,kemudian 30 ekor tahun 2007, kirim 20 ekor. Tahun 2009 kirim lagi 30 ekor,

    Sementara Bangsa Indonesia sendiri kurang di beri keleluasaan untuk dapat dengan mudah mengembang biakkan satwa tersebut. kurangnya dana dalam konservasi, Kurangnya kepedulian masyarakat kurangnya tenagaahli, masih banyak foktor lain yang menghambat tujuan konservasi.Terutama birokarasi yang di anggap oleh masyarakat  sangat rumit akibat terlalu banyaknya aturan yang harus dihadapi dan selesaikan dalam  izin penangkaran,  dan peredarannya.
  Kurang nya pembinaan dan kurangnya sosialisasi mata rantai Perundang undangan yang berlaku. di Indonesia. bayak anggota masayarakat yang kurang perduli dengan dampak Lingkungan hidup dan konservasi sehingga masalah konservasi adalah masalah bersama yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini serta yang akan datang dan juga bangsa di dunia.

    Harapan Bangsa Indonesia ke depan,  Departemen Kehutanan selaku Otoritas pengelola [Management Autharity] Adalah otorita yang mempunyai kewenangan berdasar peraturan perundang undangan yang berlaku di dalam mengatur dan mengelola pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar secara berkelanjutan.

    Lembaga Ilmu Pengetauan Indonesia  [Scientific Authority] adalah Otorita yang mempunyai kewenangan berdasarkan peraturan dan perundangundangan yang berlaku didalam memberikan pendapat ilmiah dalam rangka pemamfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar secara berkelanjutan..
bekerjasama dengan Asosiasi Pelestarian Curik Bali [APCB], serta FOKSI [Forum Konservasi Satwaliar Indonesia] PBI dan PENANGKAR, lingkungan akanemisi  bertekat m‘mengembalikan  burung langka tersebut dalam habitatnya

Langkah nyata adalah ;
    Dengan Konservasi Ex situ.sebagi upaya nyata  yang bisa di rasakan dan telah di buktikan. oleh berbagai fihak terutama peles tari burung khususnya Jajak bali {leocopsar Rhotschildi].
Dengan mempermudah perijinan dan mempermudah birokras sangat  yakin jalak  tidak akan punah dan bukan menjadi burung yang mahal. dan akan lebih banyak lagi di seluruh Indonesia.

2. Konservasi dapat dilakukan di luar habitat,disebut konservasi [EX SITU].

    Konservasi [ ex situ ] berarti konservasi flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat alaminya yaitu berupa ‘penangkaran’ baik dikebun binatang maupun lokasi lainnya yang ditangani secara insenyif. Lokasi lain dalam hal ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.
  
Keuntungan konservasi ex situ :
  1. Untuk memelihara jumlah variabilits genetic di dalam populasi alam [re stoking]maka individu-individu dari populasi ex- situ dapat dilepas ke habitat alaminya secara periodic.
  2. Untuk menentukan strategi atau upaya konservasi dapat dipergunakan hasil-hasil penelitian dari populasi ex situUntuk keperluan penelitian dan atraksi wisata kebutuhan indifidu dapat tersediadari populasi ex situ sehingga tidak perlu dari alam.
  3. Populasi ex situ juga dapat digunakan sebagai sarana pendidikan dan penelitian bagi masyarakat.
  4. Konservasi ex situ dapat membuka lapangan kerja baru serta menambah pendapatan untuk kesejah teraan masyarakat.
  5. Pengembangan populasi ex- situ lebih cepat karena dapat di pacu dengan makanan makanan yang terjamin..
        
Kelemahan Konservasi Ex-situ.
  1. Adanya keterbatasan populasi.
  2. Keterbatasan dalam hal variasi genetic.
  3. Ketergantungan terhadap pengelola menyebab kan spesies mempunyai Insting bertahan yang kurang karena segala kebutuhan tersedia.,Oleh karena itu sebagai penangkar hendaknya mengetaui betul system perawatan untuk pelepasan di alam dengan memberikan makan alami sehingga satwa tersebut terbiasa dengan makanan nya
  4. Daya tahan hidup [survival] di habitat alammi cenderung berkurang  karena terbiasa  beradaptasi dengan perubahan lingkungan buatan. 
  5. Terkonsentrasi artinya terbatas pada tempat-tempat tertentu saja sehingga lebih. peka dan lebih mudah terancam oleh perubahan alam ,tekana lingkungan.
  6. Diperlukan tenaga dan dukungan yang besar untuk menjaga keberadaannya untuk waktu lama.

Jalak Bali [Leocopsar Rothchildi] 
adalah satwa langka yang merupakan salah satu makluk penghuni bumi yang tersisa .yang mana secara kehidupan liarnya dalam habitatnya mengalami kepunahan. Upaya pelestarian terus dilakukan dalam habitat

Habitat 
adalah;Lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang secara alami. Namun keadaan tidak bertambah lebih baik .justru mengalami penurunan populasi dari tahun ketahun.penyebabnya dalam situas seperti ini sangat komplek sekali. factor utama di karenakan dari segi manusia  itu sendiri maupun,  factor alam yang sangat berpengaruh dalam kehidupannya.Hal ini menunjukkan dalam konservasi In situ khusus jalak bali[ leocopsar rothchildi] kurang berhasil oleh karena diperlukan langkah langkah nyata agar jalak bali tidak betul betul dalam keadaan punah. Jalak bali adalah kebanggaan fauna Bangsa Indonesia,dan merupakan cikal bakal burung endemic Pulau Bali sebagai warisan Budaya Bangsa .Mari kita jaga jangan sampai punah bak ditelan Bumi tinggal namanya saja seperti Harimau Jawa.Konservasi Ex Situ lebih ditumbuh kembangkan terutama dalam bidang PENANGKARAN.tujuan akhir konservasi penangkaran adalah pengembalian dalam habitatnya,alamku harus tetap lestari.


3. Peliaran kembali satwa hasil penangkaran kehabitat alamnya ditujukan untuk meningkatkan populasi sesuai dengan daya dukung habitatnya tanpa adanya populasi genetika atau sifat sifat yang menyimpang dari aslinya.
           
    Sebelum melaksanakan prinsip dasar penangkaran yang ke III ini marilah  kita tinjau kembali sejarah perkembangan jalak bali [Leocopsar Rothchildi] dari data yang ada saat ini menunjukan bahwa konservasi exsitu lebih cocok untuk di kembangkan terutama dengan penangkara.Di Nusa Panida Bird Sanctuary merupakan salah satu program konservasi burung yang menggunakan Kepulauan Nusa panida sebagai kawasan pelepas liaran dan perlindungan burung yang melibatkan masarakat setempat secara maksimal. Dari data berbagai sumber wahwa penangkaran jalak bali di Nusa Panida dari 93 ekor awal 2007 sudah lahir 15 ekor. Di tegal Bunder Taman Nasional Bali Barat dari 30 pasang [60 ekor] jalak bali kini sudah menetaskan anak 70 ekor. yang sangat menggembirakan berdasarkan data dari hasil surve dari responden penangkar jalak bali di jawa timur sudak mencapai 150 ekor, tidak termasuk dalam lembaga konservasi.
Belum lagi Jawa Tengah, Jawa Barat, yang merupakan basis Penangkar satwa liar baik yang dilindungi  maupun yang tidak dilindungi, Pulau Bali yang memiliki Cikal bakal Jalak Bali,dan banyak lagi yang belum terdaftar [illegal] yang berkembang di masyarakat.

    Dengan perkembangan yang sangat pesat seperti ini tinggal menunggu upaya nyata dari para pengkar untuk dapat melaksanakan pelepasan liar di Habitatnya. Perkembangan yang luar biasa dari data jalak bali dalan Konservasi ex- situ, menunjukkan bahwa jalak bali yang akan datang tidak lagi punah.
    Nama jalak bali akan tetap berjaya kembali sebagai Curik Bali  yang dulu pernah menjadi mascot Pulau Bali.Yang kental dengan Budaya dan Pariwisata yang Khas dan unik, yang terkenal di manca Negara., Meskipun masalah konservasi merupakan masalah global namun bangsa Indonesia sendirilah yang memiliki keputusan dan kekuatan untuk melindungi sumber daya alam.
    Pelepasan liar Jalak bali dalam habitatnya hal ini akan berhasil tentunya tidak lepas dari dukungan masyarakat setempat.
Program pelepasan liar sudah dilaksanakan , banyak pakar yang mempertanyakanMampukah Jalak Bali hasil penangkaran untuk di lepas liarkan ?”jawaban dari pertanyaan ini  hasil dari pengamatan dan penelitian  adalah  “ Ya mampu
Realita yangdapat menjawab pertanyaan ini. Berdasarkan pembelajaran yang dilakukan dalam penangkaran  setiap hari serta hasil dari penelitian dan pengamatan. ternyata jalak bali mempunyai kelebihan yang luar biasa. Perubahan iklim tidak menjadi masalah dalam kehidupan Jalak Bali,daya tahan tubuhnyakuat, bandel,Tingkat kematian sangat kecil, apalagi dalam usia dewasa.

a.  Cerdik pantang menyerah ,gesit, dan sifat liarnya terkadang masih sulit untuk dihilangkan, pengalaman saya ,pernah jalak bali saya lepas dari sangkar umurnya baru 90 hari [ satu setengah bulan]dia bisa bertahan hidup dalam jangka waktu 3 bulan  seandainya tidak ada pemburu yang menangkap mungkin jalak bali tidak diketemukan. Dalm situasi di perkampungan saja dia bisa hidup apa lagi di.alam bebas..

Pemakan segala baik hewan maupun buah. Sebagai upanya nyata untuk pelepasan liar perlu penyesuaian makanan terutama jenis makanan yang sekiranya ada di alam.Jangan di belajari dengan makanan buatan.
II. PENANGKAR PROFESIONAL.

    Penangkar Pofesional adalah sutu pekerjaan yang dilakukan oleh seseoang yang yang menghasilkan suatu ilmu pengetauan yang berhubungan dengan budi daya dan pengembang biakan flora dan fauna diluar habitat aslinya.

Pengalaman adalah guru yang terbaik.Filosofi ini sangat erat kaitannya untuk menjadi penangkar yang professional. Tanpa pengalaman manusia tidak bisa menciptakan suatu keahlian yang professional.

Ada beberapa hal yang harus dimiliki sebagai penangkar yang professional :
A. Ketrampilan Teknis. Seorang penangkar harus memiliki ketrampilan teknis suai dengan bidang yang mereka tekuni . Dalam konservasi penangkaran mengemban 3  [tiga ] demensi manfaat:
  1. Manfaat Ekologi ,mampu mewujutkan pelestarian keaneka ragaman hayati.
  2. Manfaat ekonomi mampu memberikan kontribusi nilai ekonomi bagi Masyarakat
  3. Mampu memberikan nilai kesejahteraan yang didistribusikan secara adil Di masyarakat
Ketrampilan tehnik menejerial  penangkaran dapat dilalui denganmengikuti 
    Pendidikan,Pelatian ,Seminar,Wokshop,Membaca peraturan perundang undangan. Buku buku yang terkait dengan  bidang teknis ,teknis yang di  geluti,bertanya kepadaorang orang yang mempunyai pengalaman dan pengetauan lebih tinggi tanp harus memandang tingkat pendidikannya,lebih tinggi atau lebih rendah danseterusnya.

Ketrampilan tehnis menejerial juga dapat dikembangkan dengan memperkaya pengalaman yaitu dengan cara:
    Melihat,mendengar,dan merasakan secara langsung tentang hal-hal yang yang terjadi dilingkungan kerja kita yaitu ; 
Untuk penangkar ya di penangkaran. Selalu bertanya mengenai hal tersebut,mengapa terjadi demikian?
mencari akar permasalahan,mencari berbagai alternative,solusi dan seleksi.
           
    Bagi penangkar dengan melihat, mendengar, merasakan secara langsung sekali gus menghayati kehidupan di sekitar penangkaran maka ketrampilan semakin meningkat. Kepekaan,instink memahami totalitas fungsi-fungsi penangkaran akan meningkat pula.
           
    Semakin tinggi ketrampilan tehnis yang dimiliki oleh penangkar, akan semakin mudah menghadapi tugas tugas tiap hari .semakin luas wawasan kita dan didukung  pengembangan kreatifitas pribadinya maka akan semakin mampu menemukan terobosan baru dalam menghadapi  permasalahan penangkaran dan semakin berkembangnya penangkaran.

B. Ketrampilan Inter personal,atau ketrampilan social 
  Penangkar harus memiliki ketrampilan untuk berhubungan orang banyak secara harmonis dan lugas.Indikasinya adalah ketrampilan inter personal tersebut diperhatikan adanya langkah strategis yang dilakukan antara lain :
  1. Menggali kelayaan penangkaran dari berbagai sumber Instansi yang terkait, terutama yang terkait dengan konservasi dalam hal ini, pemerintah, Lembaga Peneliti, Perguruan Tinggi, LSM, dan lembaga-lembaga lainnya.
  2. Membangun Kerjasama baik secara kelembagaan maupun secara personal dalam rangka mencari dukungan dalam mengembangkan kegiatan penangkaran.
  3. Mensosialisasikan secara efektif tentang penangkaran kepada masyarakat.

C. Citra positif :
   Seorang penangkar harus mampu memberikan citra positif tidak hanya dipandang mencari keuntungan individu. Akan tetapi citra positif itu dapat terwujud melalui penangkarlah kelestarian alam dapat kembali. 

II. TEKNIS PENANGKARAN
   Sebelum memulai kegiatan penangkaran kita hendaknya mengetaui jenis apa yang akan kita tangkarkan.oleh karena itu kita harus memahami betul tentang hal hal yang berkaitan dengan penangkaran diantaranya sebagai berikut: 
  1. Obyek yang ditangkarkan.
  2. Sarana penangkaran.
  3. Cara merawat hasil yang ditangkarkan.
  4. Persiapan tehnis dalam pelepas liaran di alam.
  5. Sistem administrasi hasil penangkaran.

1. Obyek penangkaran
    Karena ini yang dijadikan obyek dalam penangkaran adalah jalak bali [Leocopsar Rothchildi] tentunya sangat berbeda dengan yang sudah kita lakukan dalam penangkaran penangkaran yang lain seperti misalnya, Cucak rowo, murai batu, jalak suren dll.Karena jalak bali adalah merupakan burung yang dilindungi oleh undang undang tentunya kita harus taat dan mengikuti aturan yang berlaku sesuai Per Undang-Undangan di Indonesia Yang berkenaan dengan ini menyangkut,asal usul satwa, Perijinan. Hukum  Ekologi dan Tinjauan ekonomi Penangkaran jalak bali. Penjelasan ini saya sajikan dalam ‘ BAB’ berikutnya.

a. Mengenal Jalak bali [Leocopsar Rothchildi] Ditinjau dari segi nama

    Jalak bali identik dengan namanya orang pasti telah mengetaui bahwa jalak bali adalah jenis satwa liar yang berasal dari bali “pulau Bali”  Burung ini Endemic  di pulau Bali yang mana tidak ada satupun dibelahan dunia yang hidup jalak bali.Jalak bali juga dikenal dengan sebutan “ Curik bali “ belum ada yang mengartikan sebuah nama dalam Curik bali. Menurut  orang jawa lebih cocok disebut “Curik Bali “Ini adalh hasil pengejawantahan dari tembung jawa, “Curik” Cucu sing di Lirek dalam artian cucu adalah generasi kedua atau keturunan dari hasil suatu genersi F2,Sing di lirek, dalam arti yang  dilihat,dipandang .mengandung makna  diminati,dikagumi banyak orang.Jalak Bali adalah suatu satwa yang dikagumibanyak orang karena kecantikannya dan kegagahannya dengan warnanya yang putih bersih dengan sorot mata yang tajam ber iyesido yang berwarna ungu , berdiri tegak menantang saat berkicau.sehingga banyak Kolektor dan pemelihara burung ingin memilikinya.Jalak bali juga disebut dengan [Leocopsar Rothschildi] jalak bali ini pertama kali ditemukan Th.1910 oleh pakar Hewan berkebangsaan Inggris yang bernama Walter Rothschildi.yang merupakan orang pertama yang mendiskripsikan spesies ini ke dunia pengetauaan pada tahun 1912 sehingga di beri nama “Leocopsar Roths childi”
b.CIRI-CIRI JALAK BALI [Leocopsar Rothschildi] 

Ditinjau dari fisik jalak

Jalak bali [Leocospar Rothschilidi]
  1. Bulu di bagaian kepala, punggung dada berwarna putih bersih
  2. Bulu diujung sayap bagaian bawah dari ujung ekor berwarna hitam
  3. Paruh runcing dibagaian ujungnya berwarna kuning dibagaian pangkalnya berwarna hitam
  4. Kulit tak berbulu melingkari mata berwarna biru
  5. Kaki berwarna hijau kehitaman
  6. Mata agak besar sorotnya tajam
  7. Jalak Bali jantan dan betina sama memiliki bulu jambul, bulu jambul jantan agak panjang bahkan sampai batas ekor (Panjang kurang lebih 25 cm) 
  8. Jalak bali tidak bisa menirukan kicaunya satwa lain atau menirukan suara dilingkungannya,suaranya khas sepitnya panjang dank keras sangat cocok untuk master burung lain sebagai burung untuk lomba.




2 komentar:

Anonim mengatakan...

jalak bali

Anonim mengatakan...

maju terus konservasi

Posting Komentar

JALAK BALIKU